Kidung doa seniman petani gunung lewat festivalnya

Posted: 16 Juli 2012 in Musik, Tentang Seni dan Seniman
Tag:, , , , , , , ,

Kidam buana kidam, kidam semesta kidam, semoga isi dunia, terhindar dari bencana….”

“`Niat ingsun amiwiti, manebut maknaning sukma. Kang murah ing donya mangke, ingkang asih ing akhirat. Pinuji tan kena pegat, angganjar awelas ayu. Ngapuro wong ingkang dosa,” begitu syair kidung tersebut.

Berbagai kesenian tradisional dan kontemporer gunung pun kemudian dipentaskan secara bergiliran oleh kelompok-kelompok seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung itu, setelah kidung doa itu diunggah.

Tampak hadir pada kesempatan itu, antara lain pemimpin tertinggi komunitas itu Sutanto Mendut, pegiat lembaga swadaya masyarakat Konsorsium Rakyat Miskin Kota (Jakarta) Wardah Hafidz, para pegiat seni dan budaya berasal dari Magelang serta luar daerah itu. Berbagai kesenian itu antara lain tarian “Soreng Kemunafikan” dan “Geculan Bocah” (Padepokan Wargo Budoyo Gejayan), “Grasak” (Komunitas Lumaras Budoyo Petung), sendratariSekar Ngeksigondo (Padepokan Andong Jinawi), “Limo Werno” (Sanggar Wonoseni Bandongan), dan “Kukilo Gunung” (Sanggar Saujana Keron).

Pada pagi hari juga dipentaskan sejumlah tarian seperti “Gegala“, “Pangpung”, “Cublak-Cublak Suweng” (Sekolah Mendut), “Topeng Ireng” (Dusun Bojong), “Kuda Lumping” (Dusun Duren Sawit), dan “Topeng Ireng Satria Rimba” (Dusun Gejayan).

Malam harinya, dipentaskan tarian “Gupolo Gunung” dan “Kipas Mego” (Padepokan Wargo Budoyo Gejayan), “Truntung” (Sanggar Warangan Merbabu), “Topeng Saujana” (Sanggar Saujana Keron), dan “Lengger Sumbing” (Sanggar Cahyo Budoyo Sumbing).

Festival Lima Gunung XI/2012 digelar oleh Komunitas Lima Gunung dua kali, di dua lokasi yakni kawasan Gunung Merbabu Dusun Gejayan pada 4-15 Juli dan Gunung Sumbing, Dusun Krandegan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran pada 30 Juni-1 Juli.

Supadi mengatakan, kehidupan manusia tak lepas dari jalan berdoa dan bertafakur. “Dalam bekerja, berduka, dalam keadaan apapun, dan dalam suasana bergembira seperti melalui festival kami ini pun, doa juga dikirimkan dengan cara kami. Berdoa menjadi jalan meraih tenteram dan damai, doa membangun jalan harapan hidup yang selamat,” katanya.

Apalagi masyarakat petani gunung setempat yang hidup banyak bergantung kepada alam, katanya, tentu unggahan doa tak pernah terlepas dari denyut nadi kehidupan sehari-hari mereka.
Maka dalam festival mereka pun, lantunan doa-doa itu juga berkelebat.

komentar sobat